Naluri

 Terkadang kita terlalu sibuk mengejar sebuah hal yang belum tentu bisa kita raih. 

Padahal ada jalan yang pasti di depan kita.
Mengapa kita memilih hal itu?
Mungkin jawabannya adalah naluri!

Naluri? Ya, naluri manusia yang menginginkan sesuatu yang lebih.
Naluri manusia yang kadang amat rakus.
Naluri manusia yang selalu mempunyai harap dan berfikir ah aku coba saja dulu, ah aku pasti bisa. Ah jika tak aku coba aku akan menyesal.



Ya, dan naluri naluri lainnya lah yang kadang membuat kita melupakan apa yang ada di depan kita.

Mari kita flashback kebelakang, melihat pada masa lalu yang bagi sebagian besar orang harus dilupakan.
Mari kita lihat berapa banyak kesalahan yang tak bisa kamu hapus?
Mari kita hitung seberapa sering kamu menangisi hal yang sebenarnya tidak untuk ditangisi?
Mari kita hitung sudah berapa orang yang kamu ingin kan menjadi tempat berharap? Walau semua hanya jadi tempat singgah.
Bila melihat itu semua kita akan berfikir ah kenapa aku sebodoh itu? Ah mengapa aku dulu rela ingin mati gara gara itu?

Lalu mari kita flashback lagi kemasa lalu.
Mari kita hitung sudah berapa orang yang kamu sakiti?
Mari kita hitung sudah berapa banyak penyesalan yang kamu dapatkan?
Mari kita lihat pemandangan pemandangan yang tidak indah itu.

Sudah puas menyelam masa lalu? Apakah tetap ingin kita hapus? Atau menjadikannya kenangan? Atau berteman dengan nya?

Itulah kita manusia, termasuk aku, kamu ,kalian.
Kita punya naluri,
kita punya penyesalan,
kita punya luka.
Kita punya gengsi,
Kita punya harapan,
Kita punya impian.

Lantas masihkah kamu berharap pada manusia lain?
Masihkah kamu terpuruk tidak mau berubah?
Masihkah kamu hanya "bermimpi?"

Sejujurnya aku pun juga kadang masih berpijak di masa lalu tanpa sadar bahwa seharusnya aku berlari menuju masa depan ku. Apakah kamu juga sama? Hingga kapan kita akan berada di garis minus tanpa beranjak ke garis selanjutnya. 😊

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer